Perjuangan & Pendidikan: Refleksi Perjalanan Pendidikan & Nasionalisme Keindonesiaan

Eksploitasi besar-besaran oleh pemerintah kolonial terhadap Hindia Belanda telah mendatangkan keuntungan yang sangat besar bagi negara induk, namun di sisi lain menuai respon yang beragam dari penduduk Eropa. Respon dan berbagai desakan yang ditujukan kepada Belanda, kemudian memunculkan Politik Etis sebagai bentuk balas budi kepada masyarakat Hindia Belanda yang telah dirugikan, ide ini diprakarsai oleh Van Deventer. Salah satu gagasan dalam Politik Etis adalah memberikan Pendidikan dan Pengajaran.

Pemberian pendidikan kepada penduduk bumiputera, pada dasarnya dilatarbelakangi oleh beberapa hal, terutama kebutuhan pemerintah kolonial terhadap tenaga kerja bumiputra yang terampil, serta memiliki kemampuan membaca dan menghitung, dan adanya perasaan hutang budi sebab keuntungan yang diperoleh dari eksploitasi sumber daya tanah jajahan. Pada paruh pertama abad XX, mulai dibuka instansi-instansi pendidikan bagi penduduk bumiputra. Anak-anak yang dilahirkan oleh keluarga bumiputra, mulai diperbolehkan menikmati pendidikan, meskipun pada awalnya bangku sekolah hanya diperuntukkan oleh golongan tertentu. Pendidikan bagi bumiputra kemudian tidak hanya memberi pengetahuan dan merubah pola pikir, namun juga menumbuhkan kesadaran nasionalisme. Pencapaian besar dari nasionalisme ini, menjadi salah satu tonggak perjuangan meraih kemerdekaan Bangsa Indonesia melalui jalur diplomasi.

Di tengah globalisasi ini, nasionalisme sejatinya dapat menjadi senjata yang ampuh untuk mempertahankan identitas bangsa dari gempuran budaya asing. Nasionalisme diharapkan dapat menjadi filter aktif yang membentengi diri dari pengaruh bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan bangsa Indonesia.

Webinar yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Guru Nasional ini juga membahas tentang lika-liku pendidikan yang pernah terjadi di Hindia Belanda, khususnya Indonesia. Tidak berhenti sampai disitu, diskusi ini diharapkan dapat menjabarkan rasa nasionalisme bangsa Indonesia yang tumbuh seiring dengan bertambahnya intelektual anak bangsa. Dengan menghadirkan dosen-dosen hebat dari Ilmu Sejarah Universitas Airlangga dan Alumni Mahasiswa Universitas Gadjah Mada serta dihadiri sekitar 90 peserta aktif dari kalangan akademisi dan masyarakat umum menjadikan webinar ini sangat sukses dengan capaian respon positif dari berbagai pihak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *